Saat ini, keperluan protein tidak berbanding lurus dengan kesehatan. Ayam Broiler yang sekarang ini menarik dengan cara ekonomi, nyatanya menaruh ancaman serius untuk kesehatan masyarakat.
“Protein ayam diperlukan oleh badan kita serta itu gampang diperoleh dari Ayam Broiler. Sistem Broiler itu sistem membesarkan dengan cepat, supaya bisa segera dipanen.
Dalam prosesnya banyak disuntikkan bahan kimia seperti hormon, anti biotik serta pakan dari beberapa bahan kimia. Walau sebenarnya bila protein yang sudah terkontaminasi bahan kimia membahayakan manusia terlebih pada perubahan anak”, Demikian paparan dr. Dini Adityarini, SpA dari Surabaya.
Pendapat ini berseberangan dengan semangat masyarakat yang ramai mengkonsusmsi Ayam Broiler di warung-warung makan cepat saji, baik moderen ataupun tradisonal.
Dalam mengkonsumsi periode panjang Ayam Broiler bisa menyebabkan munculnya penyakit generatif.
“Memang belum ada riset kausalitas, namun saat ini banyak kasus-kasus pada remaja terserang kista. akibat dari mengkonsumsi hewan yang diternakkan. Dari pemberian hormon pada Ayam Broiler meningkatkan reaksi yg tidak disangka sebelumnya”.
Spesial untuk anak-anak dokter Dini menghimbau supaya kurangi konsumsi hati dari Ayam Broiler. Pasalnya kandungan kimiawi yang mengendap di hati ayam apabila dikonsumsi akan membahayakan perkembangan anak.
“Sebenarnya keperluan protein hewani diutamakan pada umur perkembangan anak umur 0-18 th.. Sedang untuk step remaja ke atas tambah baik konsumsi protein nabati. Orang dewasa yang mengkonsusmsi protein hewani sesungguhnya memperberat metabolism tubuh”.
Dini juga memberikan kandungan lemak dalam Ayam Broiler ditambah dengan prosesnya yang digoreng akan menyebabkan penumpukan lemak di tubuh. Makin lama menumpuk di pembuluh darah kemungkinan fatal menyebabkan kanker serta stroke.
Bukan sekedar itu, menurut Rondius, mengomsumsi Broiler juga menyebabkan hormon obesitas serta resisten pada anti biotik.
“Lihat saja anak-anak saat ini yang punya kebiasaan makan ayam goreng, badannya besar-besar, gendut serta ringkih.

